MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Tim Investigasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sulsel terus mencari fakta perihal dugaan pungutan liar (pungli) berupa jual beli kamar di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIb Kabupaten Takalar.
Sejauh ini, hanya mengambil satu keterangan dari warga binaan. Keterangan itu dinilai belum objektif. Namun, ada menarik yakni informasi yang diperoleh bahwa Satpam Lapas Klas IIb diduga pemberi informasi dugaan pungli dalam Lapas tersebut.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sulsel, Suprapto menyebut pihaknya telah memeriksa kembali Kepala Lapas (Kalapas) Kelas ll B Takalar, Rasbil. Namun Rasbil disebut membantah adanya dugaan pungli itu. Pemberitaan yang beredar diluar diklaim tidak benar adanya.
Informasi yang mengatakan ada pungli di Lapas tersebut diduga berasal dari petugas keamanan alias Satpam yang tidak menerima dirinya dipindahkan ke tempat lain.
“Katanya ini (informasi) adalah fitnah dari satpam yang dipindahkan, kayaknya. Katanya ada beberapa (satpam) yang di pindahkan. Kayaknya karena tidak diterima dengan baik kebijakan itu, akhirnya dia membuat berita seperti itu (ada pungli),” beber Supdapto, Rabu (16/3).
Adapun saat ditanyai apakah petugas kemanan tersebut sudah dipanggil Kanwil Kemenkumham Sulsel untuk dimintai keterangan, Suprapto mengatakan belum pernah.
Oleh karena itu, Suprapto meminta pada semua pihak yang mengetahui masalah ini untuk segera terbuka. Jika itu adalah warga binaan maka akan dilakukan pemeriksaan secara diam-diam sebagai bentuk perlindungan.
“Yang beri informasi (ada pungli) ini kita belum periksa, karena kita tidak tau siapa orangnya. Siapa yang kasi info ke teman-teman (media). Kalau teman-teman media tau, berikan kami informasi,” ungkapnya.
“Kalau misalkan namaya si A saya periksa dengan cara diam-diam. Perlu juga dirahasiakan namaya, kan kasian juga kalau ketahuan. Makanya kalau ada saya akan periksa dengan cara sendiri-sendiri,” tambahnya. (Isak)
